Sekalipun cinta telah kuuraikan dan ku jelaskan panjang lebar. Namun jika cinta kudatangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri… Meskipun lidahku telah mampu menguraikan, namun tanpa lidah cinta ternyata lebih terang. Sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya… Kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta… Cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan tercinta… (Anna Althafunnisa, dalam Ketika Cinta Bertasbih)
Bertuturlah cinta. Mengucap satu nama. Seindah goresan sabdamu dalam kitabku. Cinta yang bertasbih. Mengutus Hati ini. Kusandarkan hidup dan matiku padamu. Bisikkan doaku. Dalam butiran tasbih. Kupanjatkan pintaku padamu, Maha Cinta. Sudah di ubun-ubun cinta mengusik resah. Tak bisa kupaksa walau hatiku menjerit. Ketika Cinta bertasbih, Nadiku berdenyut merdu. Kembang kempis dadaku merangkai butir cinta. Garis tangan tergambar tak bisa aku menentang. Sujud sukur padamu atas segala cinta... (melly goeslow, ketika cinta bertasbih)